10 Negara Terboros Menghabiskan Sumber Daya Alam Dunia
10 Negara Terboros Menghabiskan Sumber Daya Alam Dunia - Planet bumi tidak tumbuh membesar, tapi manusia bertambah banyak. Karena itu, bisa ditebak bahwa suatu ketika bakal ada masalah antara proporsi populasi manusia dengan sumber daya alam yang tersedia. Ini istilahnya biocapacity, yaitu kapasitas suatu wilayah untuk menyediakan sumber daya sekaligus menyerap limbah yang dihasilkan. Nah, ketika konsumsi di suatu wilayah melebihi biocapacity-nya, kelangsungan hidup di situ menjadi terancam.
Berikut ini adalah 10 Negara Terboros Menghabiskan Sumber Daya Alam Dunia melebihi kemampuan dalam negeri mereka sendiri untuk memenuhinya.
Berikut ini adalah 10 Negara Terboros Menghabiskan Sumber Daya Alam Dunia melebihi kemampuan dalam negeri mereka sendiri untuk memenuhinya.
1. Qatar
Lho kok Qatar? Iya. Emisi karbon Qatar per kapita ternyata tertinggi di dunia dan bahkan sampai tiga kali lebih tinggi ketimbang Amerika Serikat. Menurut laporan Living Planet, acara televisi bikinan World Wildlife Fund (WWF) dan Global Footprint Network, antara lain menyebutkan, jika tiap manusia hidup seperti rata-rata orang Qatar, bumi membutuhkan sumber daya hampir lima kali lebih banyak dari yang dimilikinya.
Lebih lanjut, manusia konon menggunakan sumber daya 50 persen lebih dari yang mampu disediakan bumi tiap tahunnya. Dengan kata lain, manusia mengonsumsi energi 1,5 planet per tahun. Kalau terus berlanjut dan sejalan meningkatnya kebutuhan energi, menurut perkiraan, pada 2030 manusia akan menggunakan sumber daya yang setara dengan dua planet tiap tahunnya.
Mengapa Qatar tertinggi dalam daftar konsumsi? Padahal kan minyak dipompa langsung dari pasir mereka sendiri dan itu tidak dihitung konsumsi negara (kecuali jika dipakai sendiri). Memang, tetapi kabarnya penggunaan energi untuk bangunan-bangunan pencakar tinggi di negara Timur Tengah itu sangat besar. Warga disediakan listrik dan air gratis, yang menurut Fred Pearce, penulis di The Guardian, karena air di Timur Tengah mayoritas diproduksi dari air laut melalui proses yang disebut desalinasi, sebuah aktivitas yang memerlukan energi sangat besar.
Permintaan energi dunia meningkat sebesar 7 persen per tahun hanya untuk menjalankan proses penyulingan air asin menjadi air tawar tersebut termasuk AC. Semua itu didanai dari penjualan minyak bumi.
2. Kuwait
Seperti juga di Qatar, negara tetangganya, harga BBM di Kuwait termasuk paling rendah di dunia, sedangkan PDB termasuk tertinggi. Hal tersebut ditambah dengan kurangnya infrastruktur angkutan umum membuat satu-satunya transportasi adalah dengan mobil, baik bagi warga maupun bisnis. Menurut Global Footprint Network warga Kuwait rata-rata mengonsumsi energi 22 kali lebih banyak dari sumber daya yang bisa diproduksinya.
3. Uni Emirat Arab
Meski menjadi eksportir minyak terbesar keempat (di bawah Arab Saudi, Rusia, dan Iran), Uni Emirat Arab sempat secara terbuka menghendaki pembaruan Protokol Kyoto (perjanjian global menyangkut emisi karbon), yakni menambah kuota karbon. Namun mereka berencana meningkatkan produksi energi terbarukan, termasuk meluncurkan proyek panel surya yang mampu menghasilkan listrik 1 gigawatt.
Kendati demikian, sementara ini di Dubai, kota berpenduduk 1,5 juta jiwa, pusat perbelanjaan terbesar di dunia, dan rumah bagi resor ski indoor itu, semua kebutuhan energi berasal dari pembakaran gas alam. Itulah sebabnya UEA menempati urutan ketiga dalam daftar.
Kendati demikian, sementara ini di Dubai, kota berpenduduk 1,5 juta jiwa, pusat perbelanjaan terbesar di dunia, dan rumah bagi resor ski indoor itu, semua kebutuhan energi berasal dari pembakaran gas alam. Itulah sebabnya UEA menempati urutan ketiga dalam daftar.
4. Denmark
Negaranya memang kecil, tapi emisi karbon Denmark sudah setengah dari Amerika Serikat. Apa sebabnya? Ternyata karena konsumsi daging per kapita di Denmark sangat besar sampai harus mengimpor pakan ternak. Memang kenapa? Total impor itu butuh lahan sekitar 215.000 meter persegi (2 hektar) tanah per orang, atau 2,5 kali lebih banyak dari yang mampu ditanam di tanah negara tersebut. Jadi, negaranya kecil, penduduknya tidak banyak, lahan pertanian sedikit, tapi makan dagingnya kebanyakan,
5. Amerika Serikat
Jika semua orang hidup seperti rata-rata orang Amerika, produksi tahunan bumi akan ludes hanya dalam beberapa bulan, demikian laporan Global Footprint Network. Orang Amerika senang jalan-jalan naik kendaraan pribadi, Tidak suka angkutan umum, dan kebutuhan energi termasuk bahan bakarnya kian meningkat per kapita.
6. Belgia
Ukuran biocapacity lahan pertanian Belgia sangat rendah, sehingga begitu banyak bahan makanan yang harus diimpor. Ini sudah cukup menjelaskan kenapa peringkat Belgia cukup tinggi.
7. Australia
Australia menghasilkan 28,1 ton karbon dioksida per orang per tahun, salah satu yang tertinggi di dunia. Selain itu, permintaan untuk kayu, makanan, dan rumput menggunakan setara dengan 753.000 meter persegi (7 hektar) tanah per orang, hampir empat kali lebih besar dari rata-rata di seluruh dunia.
8. Kanada
Biocapacity Kanada 14,92 hektar per kapita atau 5,5 kali lipat rata-rata dunia. Kota-kota Kanada sangat boros energi. Negara ini memiliki emisi karbon tertinggi ketujuh per kapita. Emisi gas rumah kaca di Kanada secara total naik 24 persen antara 1990 hingga 2008.
9. Belanda
Selama 350 tahun mengeruk kekayaan Nusantara, hasilnya adalah sebuah negara kecil dengan kepadatan penduduk tinggi dan luas lahan yang relatif sedikit untuk tanaman dan padang rumput, sementara konsumsinya enam kali lebih banyak (energi, makanan, dan banyak lagi) daripada yang mampu mereka hasilkan.
10. Irlandia
Pada 2008 emisi gas rumah kaca Irlandia per kapita merupakan yang tertinggi kedua di Uni Eropa. Pertanian adalah sumber terbesar emisi itu, namun dari kendaraan meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1998.
Lalu di posisi mana Cina, India, dan Indonesia? Ya, yang jelas bukan 10 besar. Kalau kita sih kan lebih banyak dikeruknya ketimbang yang dikonsumsi.
Sumber: NatGeo
Lalu di posisi mana Cina, India, dan Indonesia? Ya, yang jelas bukan 10 besar. Kalau kita sih kan lebih banyak dikeruknya ketimbang yang dikonsumsi.
Sumber: NatGeo
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar